Peternakan ayam broiler dalam kurun waktu 50 tahun terakhir
memiliki perkembangan yang signifikan. Hal itu juga didukung dengan
perkembangan terknologi sehingga ayam broiler yang sekarang menghasilkan
kualitas produksi yang lebih baik daripada sebelumnya, sehingga sampai saat ini
budidaya ayam broiler menjadi salah satu andalan bisnis yang dilakukan oleh
masyarakat.
Budidaya ayam broiler meskipun terlihat mudah dan
menghasilkan keuntungan yang banyak, ternyata masih banyak indikator yang harus
dipenuhi agar budidaya yang kamu jalani dapat dikatakan berhasil. Beberapa
indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan dari budidaya ayam
broiler antara lain Feed Conversion Ratio
(FCR), Body Weight (Berat Badan),
umur panen, persentase deplesi, dan Index
Performance (IP).
Feed Conversion Ratio (FCR)
Feed Conversion Ratio (FCR) adalah perbandingan antara jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ayam broiler dengan bobot badan yang dihasilkan. Semakin kecil nilai dari FCR menunjukkan budidaya ayam broiler semakin efisien dan baik. FCR dapat dihitung menggunakan rumus seperti di bawah ini:
Sebagai acuan, berikut standar acuan FCR pada kelompok masing-masing umur produksi ayam broiler:
Dalam budidaya ayam pedaging terdapat istilah “diferensial” yang digunakan untuk mengukur selisih FCR yang ditetapkan oleh perusahaan dengan FCR yang sebenarnya. Cara menghitung diferensial FCR ayam broiler dapat menggunakan rumus di bawah ini:
Apabila perhitungan diferensial menunjukkan nilai minus (-)
maka menunjukkan performa FCR semakin baik. Hal itu menunjukkan bahwa FCR
aktual menunjukkan hasil lebih kecil dibandingkan FCR yang ditetapkan oleh
standar perusahaan.
Body Weight (Berat Badan)
Berat badan menjadi salah satu indikator yang berpengaruh
untuk menghasilkan ayam broiler dengan performa produksi yang baik. Untuk
mengukur bobot badan biasanya dimulai sejak ayam masih dalam fase DOC hingga
ayam broiler siap panen.
Persyaratan mutu DOC broiler yaitu memiliki bobot badan
berkisar antara 37-40 gram. Biasanya bobot badan selama dalam fase pemeliharaan
dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kualitas pakan, penyakit,
biosekuriti, lingkungan, dan lain sebagainya. Sehingga apabila ingin
menghasilkan bobot badan yang bagus maka diperlukan berbagai macam program
khusus pemeliharaan dan aspek biosekuriti yang baik.
Cara mengukur bobot badan dapat dilakukan selama 3-4 kali
selama satu kali periode pemeliharaan dengan jarak antar penimbangan dapat
dilakukan setiap 7-10 hari.
Umur Panen
Idealnya usia panen ayam broiler berkisar antara 4-5 minggu
dengan bobot badan rata-rata ayam broiler berkisar antara 1,5-2 kilogram.
Apabila umur panen lebih dari 5 minggu berpengaruh terhadap efisiensi produksi
sehingga berpengaruh terhadap biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan
atau peternak.
Persentase Deplesi
Perhitungan deplesi digunakan untuk mengukur tingkat kematian (mortalitas) dan pemisahan atau pengafkiran ayam broiler (culling) dalam satu kali masa produksi. Cara menghitung persentase deplesi dapat diukur menggunakan rumus:
Biasanya persentase deplesi pemeliharaan ayam broiler berada
di dawah 5%. Apabila hasil perhitungan persentase deplesi menghasilkan nilai di
atas 5%, dapat dikatakan bahwa pemeliharaan ayam broiler tersebut menunjukkan
angka yang tidak efisien.
Index Performance
Index Performance
(IP) merupakan formula yang umum digunakan untuk mengetahui performa produksi
ayam broiler dalam satu kali masa produksi. Semakin besar angka IP menunjukkan
bahwa performa ayam broiler semakin baik dan semakin efisien pakan yang
digunakan untuk pemeliharaan.
Nilai IP menunjukan suatu keberhasilan produksi yang
menyangkup kematian, FCR, bobot badan, dan umur panen.
Biasanya ketika peternak
menggunakan sistem kemitraan, nilai IP digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan dari peternak plasma dalam melakukan pemeliharaan ayam broiler.
Nilai IP juga bisa menjadi acuan tolak ukur sebuah perusahaan inti untuk
melakukan proses chick in kembali kepada peternak plasma.
Cara menghitung nilai IP dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
Nilai IP yang digunakan sebagai standar acuan kesuksesan pemeliharaan ayam broiler dapat dilihat di tabel di bawah ini:
Kesimpulan
Kesuksesan budidaya ayam broiler tidak didapatkan dengan
mudah. Untuk mencapai target produksi yang baik maka diperlukan upaya khusus
dengan program-program yang baik. Proses pemeliharaan ayam broiler apabila
menghasilkan target di bawah rata-rata, maka bisa dipastikan peternak atau
perusahaan mengalami kerugian.
0 Response to "Mengukur Tingkat Kesuksesan Beternak Ayam Broiler"
Posting Komentar