Di peternakan rakyat, terutama di kalangan peternak yang jauh dari perkotaan, biasanya menggunakan jerami kering sebagai alternatif cadangan pakan di kala musim kemarau karena di musim tersebut, hijauan pakan sangat sulit ditemukan.
Pakan jerami tidak menjadi masalah jika memang itu adanya,
tapi dalam jangka waktu yang panjang, peternak harus mulai menyadari bahwa
pakan yang berasal dari jerami kering tidak memberikan dampak positif bagi
tubuh ternak, malahan jerami kering tersebut dapat menyebabkan tubuh ternak
menjadi kurus apabila diberikan secara terus menerus tanpa didampingi pakan
yang memiliki kandungan nutrien yang cukup untuk kebutuhan ternak, terutama
sapi.
Sapi adalah hewan/ternak pemamah biak, dia memiliki 4
(empat) kompartemen/bagian lambung yang masing-masing lambung memiliki
fungsinya sendiri-sendiri. Makanya, jika kita amati, sapi akan terus-menerus
nggayemi atau melakukan tahapan reuminasi, seperti regurgitasi, reinsalivasi,
remastikasi, dan redeglutisi. Masing-masing tahapan tersebut berpengaruh
terhadap metabolisme pencernaan, terutama ketika sapi memakan pakan yang
mengandung karbohidrat.
Jika kita amati, jerami kering termasuk ke dalam jenis Hay
dan berbeda dengan Silase. Hay berasal dari tanaman (umumnya rerumputan) yang
dikeringkan di bawah sinar matahari. Hay biasanya diproduksi menggunakan
tanaman yang dipotong ketika mendekati musim berbunga, karena saat itu
kandungan Protein Kasar (PK) nya lumayan tinggi. Hay yang diproduksi tanpa
diberikan perlakuan khusus memiliki kandungan nutrien yang kurang baik, dan
palatabilitasnya juga rendah, karena tidak begitu menarik ternak untuk
memakannya.
Berbeda dengan silase yang berasal dari hijauan segar yang
difermentasi, yang prosesnya dicacah terlebih dahulu serta ditambahkan
probiotik untuk membantu proses fermentasi. Perbedaannya adalah Hay hanya
dikeringkan saja sedangkan silase didapatkan melalui proses fermentasi. Secara
kandungan nutrien dan palatabilitas, silase lebih unggul dibandingkan Hay.
Umumnya, jerami padi kering memiliki TDN (Total Digestible
Nutrien) 42-45% (kurang baik/jelek), dan memiliki Protein Kasar (PK) hanya
2,8-3,7% (rendah). Jika ternak hanya diberikan jerami kering tanpa diberikan
perlakukan khusus dalam jangka waktu yang lama, bisa-bisa ternak Anda akan
kurus karena ia kekurangan energi untuk proses metabolisme tubuhnya, karena ia
memakai cadangan energi yang berada di dalam tubuhnya untuk membantu
metabolisme tubuhnya.
Jika Anda peternak rakyat yang hanya memiliki jerami kering
sebagai pakan cadangan, tidak usah risau, berikut cara pembuatan alternatif
pakan yang berasal dari jerami kering (Hay):
Yang perlu diketahui
1.
Jerami yang masih dalam bentuk utuhnya, dicacah
atau dijadikan menjadi seperti serabut untuk mengurangi luas permukaannya agar
dapat mempercepat proses fermentasi
2.
Jerami kering menganding air (KA) sekitar
10-13%, jika akan dibuat fermentasi maka harus ditambahkan air sebanyak 15-17%,
karena syarat untuk dilakukan fermentasi adalah tanaman atau hijauan harus
mengandung KA 25-30%
3.
Menggunakan probiotik untuk membantu mengurasi
serat kasar. Fungsi probiotik adalah untuk membantu mendegradasi serat kasar
ternak agar hasilnya nanti akan menghasilkan tanaman yang memiliki
palatabilitas yang lebih baik (tinggi)
Yang Anda butuhkan :
Jerami padi kering 100 kg (KA 10-13%)
Air 15-17 liter
Probiotik 0,1 liter
Prosesnya:
Tidak membutuhkan tetes tebu, karena ini adalah cara untuk
fermentasi pengurai serat dan probiotik yang digunakan juga probiotik khusus
untuk pengurai serat, sehingga substrat (makanan) mikroorganisme tersebut
adalah serat itu sendiri (jerami kering).
Semua bahan dapat dicampu rata dan dipadatkan, kemudian
dimasukan ke dalam tempat khusus yang kedap udara (anaerob). Bisa berupa drum
atau plastik jumbo (jumbo bag) yang berukuran 1000 liter. Jika sudah bisa
disimpan selama 1 bulan (minimal), apabila wadah tidak bocor, maka pakan dapat
bertahan hingga 2 tahun dan bisa lebih.
Jika Anda menggunakan wadah yang besar, maka ketika Anda
ingin mengambil pakan yang sudah terfermentasi tersebut, maka dipastikan
diambil secara cepat di tutup rapat kembali. Hal itu karena untuk antisipasi
oksigen yang masuk sehingga terjadi proses penjamuran.
Kami sarankan Anda menggunakan wadah yang memiliki ukuran
satu kali pakai, sehingga ketika ingin menggunakannya sebagai pakan, maka pakan
tersebut langsung habis dan wadah dapat digunakan untuk membuat fermentasi
lagi.
0 Response to "Membuat Pakan Alternatif dari Jerami Kering"
Posting Komentar