Ayam broiler atau bisa disebut sebagai ayam pedaging
dianggap memiliki potensi pasar yang luas. Kebutuhan akan protein hewani dalam
negeri yang setiap tahun meningkat menjadikan bisnis ayam broiler menjadi
bisnis yang menjanjikan di masa depan. Sehingga membuatnya menjadi salah satu
bisnis yang menarik untuk dikembangkan.
Untuk menghitung usaha ayam pedaging tidak begitu sulit.
Kita hanya perlu memilahnya menjadi beberapa fase produksi, mulai dari
perencanaan, pemilihan Day Old Chick (DOC),
pembangunan kandang, hingga perincian pasar.
Bagi kamu yang mengalami kesulitan untuk berbisnis ayam
pedaging, kami memberikan gambaran teknis bisnis ayam pedaging untuk pemula.
Perencanaan Bisnis
Perencanaan bisnis ayam broiler membutuhkan pemahaman yang
luas, seperti halnya selalu update
informasi harga Sarana Produksi Ternak (SAPRONAK) terkini. Memahami sapronak
menjadi salah satu kunci keberhasilan dan kelancaran bisnis ayam broiler.
Sapronak yang harus dipersiapkan untuk memulai budidaya ayam
broiler meliputi bibit (DOC), pakan, OVK, dan berbagai aspek penunjang
perkandangan.
Pemilihan Bibit
Pemilihan bibit juga tidak bisa dipandang remeh. Pemilihan
bibit yang berkualitas berdampak pada performa produksi yang bagus dan lebih
efisien. Tidak jarang para peternak mengalami kerugian pakan karena bibit yang
dipilih tidak memiliki performa yang bagus.
Beberapa cara untuk memilih bibit DOC ayam broiler yang
berkualitas sesuai SNI 01-4868.1.2013 antara lain:
1.
Memiliki penampilan fisik yang normal, berukuran
besar, dan tidak terdapat kecacatan
2.
Memiliki penampilan kesehatan yang baik, seperti
badan dapat berdiri tegak, aktif, segar, tidak mengalami dehidrasi, tidak
kembung, pusar tertutup, dan duburnya kering
3.
Kondisi bulu kering dan tidak lembab
4.
Memiliki warna bulu yang cerah dan merata
5.
Setidaknya DOC memiliki bobot di atas 35
gram/ekor
Pembangunan Kandang
Aspek perkandangan ayam broiler tidak kalah penting untuk
diperharikan. Setidaknya kandang menjadi aspek eksternal (lingkungan) yang
bersinggungan secara langsung dengan kelangsungan hidup ayam broiler.
Pada dasarnya, kandang ayam broiler dibagi menjadi 2 macam,
yaitu Kandang Open House (OH) dan
Kandang Closed House (CH). Perbedaan
kedua kandang ini terletak pada desain dan fungsionalnya. Kandang OH masih
menggunakan sistem konvensional sedangkan kandang CH sudah memanfaatka
automatisasi modern.
Jika kamu memiliki aspek permodalan yang kuat, kamu bisa
mencoba untuk investasi di kandang CH karena dapat memberikan hasil yang lebih
optimal.
Proses Budidaya
Ayam broiler secara khusus sudah didesain menjadi ayam yang
hanya berfokus untuk produksi daging. Hal tersebut yang menyebabkan ayam
broiler sangat rentan terhadap penyakit dan memiliki kepekaan yang sangat
tinggi terhadap lingkungan.
Jika kamu mulai budidaya ayam broiler kamu juga harus
memperhatikan kebutuhan lainnya seperti membuat jadwal program biosekuriti dan
sanitas yang ketat, program vaksinasi, dan screening
mingguan untuk memastikan bahwa ayam yang dipelihara masih dalam keadaan sehat.
Apabila terdapat salah satu ayam yang menunjukkan gejala
terserang penyakit, maka kamu juga harus mengisolasi ayam tersebut agar tidak
menularkan penyakit kepada ayam yang lain. Sehingga kamu membutuhkan ruangan
isolasi khusus untuk mengatasi ayam yang terserang penyakit.
Pada umumnya, ayam broiler dapat dipanen di usia 28-35 hari
dengan bobot rata-rata 1,5-2 kilogram serta FCR di atas 1,5. Budidaya ayam
broiler bisa dikatakan berhasil apabila kamu mampu menghasilkan IP di atas 300.
Bahkan sekarang ini banyak perusahaan sudah menerapkan IP di atas 350 sebagai
acuan keberhasilan.
Bagaimana? Apakah kamu tertarik bisnis ayam broiler?
0 Response to "Panduan Budidaya Ayam Broiler untuk Pemula"
Posting Komentar